Alkisah di suatu kota kecil jaman dahulu hiduplah seorang saudagar yang cukup terpandang. Pada suatu masa muncullah suatu wabah penyakit yang juga menulari saudagar tersebut. Saat kondisi kritis saudagar tersebut berpesan kepada kedua orang anaknya. "Anakku jika kau Ingin sukses sepertiku lakukanlah pesanku ini, yaitu yang pertama jangan sampai dirimu terkena sinar matahari, kedua Jika ada yang berhutang kepadamu jangan pernah kamu menagihnya. Sebagai modal untuk kalian berdua.. ini aku bagikan kekayaan ku masing-masing mendapat bagian yang sama."
Tidak lama setelah memberikan pesan tersebut akhirnya sang ayah tersebut meninggal dengan tenang.
Anak Pertama dan Kedua merasa bingung atas apa yang disampaikan almarhum ayah mereka tersebut, dan masing-masing memiliki persepsi yang berlainan mengenai pesan ayah nya tersebut.
Semenjak setelah kematian ayahnya, kedua kakak-beradik ini beda tempat tinggal, namun keduanya masing-masing memiliki toko yang masih dalam 1 kota.
Beberapa tahun kemudian sang ibu ingin mengunjungi anaknya, namun ada yang ganjil disini, disatu sisi toko milik anak yang pertama tidak mengalami pertumbuhan yang berarti, bahkan cenderung menurun. dan Toko usaha milik anak yang kedua terus berkembang dengan pesat.
Lalu berkunjunglah sang ibu kepada Anak Pertama, "Anakku kenapa usahamu tidak berkembang?"
sang anak Menjawab, "Ini karena aku menuruti perintah ayah sebelum beliau meninggal, dimana aku tidak boleh terkena sinar matahari, otomatis supaya tubuhku terlindung setiap aku berangkat kerja ke toko aku selalu menggunakan andong,begitu pula saat pulang kerumah,padahal jarak rumah ke toko bisa kucapai hanya dengan berjalan kai, sehingga uangku sangat boros untuk membayar andong ini."
"Lalu ayah juga sempat berpesan bahwa aku tidak boleh menagih dari orang-orang yang berhutang denganku, otomatis hutang orang-orang yang ada di toko ku tidak pernah aku tagih dan menyebabkan perputaran bisnis menjadi terganggu yang berdampak bisnis tidak berkembang," ujar sang anak kembali.
Mendengar jawaban tersebut lalu sang Ibu segera berangkat ke tempat anak yang kedua."Anakku bagaimana engkau bisnismu bisa sukses menjadi seperti ini?"
Sang anak pun menjawab,"Ini karena aku mengikuti pesan dari ayah sebelum meninggal, dimana aku berangkat ke toko dengan berjalan kaki dari rumah pagi-pagi buta sebelum matahari muncul , dan aku pulang ke rumah menjelang malam supaya aku terhindar dari sinar matahari. Lalu karena aku tidak boleh menagih atas hutang yg kupinjami, ya akhirnya aku tidak memberikan hutang kepada orang-orang yang belanja di toko ku, dimana semua harus membayar tunai." sang Ibu pun mengerti ternyata dengan anak kedua ini berangkat ke toko di pagi buta dan pulang menjelang malam membuat tokonya tersebut banyak dikunjungi orang karena jam waktu buka toko yang lebih lama , dan juga yang membuat berhasil yaitu karena tidak boleh hutang di dalam berbelanja barang membuat perputaran keuangan menjadi lancar , dan perkembangan toko menjadi bagus.
Demikian kisah yang bisa kita ambil hikmahnya..
Persepsi yang berbeda-beda atas suatu hal ,merupakan hal yang biasa kita temui dalam masyarakat. Sekarang yang perlu menjadi catatan kita adalah bagaimana caranya supaya mendapatkan persepsi/pandangan yang benar ?
Ya salah satu caranya adalah yaitu dengan bersikap terbuka akan pandangan dan ide-ide yang ada disekitar kita. Dengan bersikap terbuka secara tidak langsung kita menjadi berpikiran positif. Berpikir Positif akan menjernihkan pikiran, dan pikiran yang jernih akan mengarahkan kepandangan yang benar.
Semoga terinspirasi..
Success is our right