Hal BESAR di awali dari sesuatu yang kecil. Begitu pula dalam menggapai kesuksesan, tidak ada yang instan semua butuh proses dan perjuangan. Inilah blog mengenai perjalanan, pengalaman, pembelajaran, petunjuk, hidayah dan PERJUANGAN. Semoga kita dapat menggapai kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
banyak memberi banyak menerima
Jumat, 30 Desember 2016
Perang Pemikiran Masa Kini
Jumat, 09 Desember 2016
Kisah Super DEDE, milyarder tanpa modal
Pak Dede semenjak kuliah sudah senang Ngaji, jadi paham sejak awal tidak gunakan permodalan berbasis riba serta selalu menjaga bisnisnya dalam koridor syari.
#YukHijrahBisnis
Nilai Tambah di PT KAI
Halusinasi Hutang
Jumat, 02 Desember 2016
Kemenangan Tak Harus BerWujud Fisik
Rabu, 23 November 2016
Sistem rusak hasilkan orang yang rusak
Kamis, 17 November 2016
Bencana Mengerikan
Rabu, 16 November 2016
Teman Sejati
Sabtu, 05 November 2016
Tanda-tanda Kejayaan Telah Tiba
.
Diawali sholat jumat di tempat terbuka di jalanan simpang monas krn info istiqlal penuh.
.
Allahuakbar!!
Pekik takbir menggema dari lisan sekitar jutaan orang aksi 4 Nov ini. Berbagai ormas, organisasi keagamaan, dll bersatu dalam kalimat tauhid. Mulai yg berpenampilan sunnah, hingga yang gondrong nan sangar semua kumpul dalam satu kalimat tauhid. MasyaAllah.. merinding..
.
.
Belum pernah saya lihat seperti ini kecuali ketika ibadah di Makkah. Peserta Santun, saling ingatkan sampah, saling beri jalan, tidak dorong2an.. ya Allah.. Logistik pun berlimpah, bayangin aja saya sampe nolak2 krn kekenyangan. Dikasih nasi bungkus,nasi kotak, mie ayam, snack, air mineral berlimpah.. Team medis pun tersebar disetiap lokasi.
.
Makin heran lagi dari pagi hingga sore cuaca mendung tapi tidak hujan.Jutaan orang terasa sejuk luar dalam(hati)..
.
.
Ya inilah tanda-tanda kejayaan telah datang. Sesungguhnya selalu ada hikmah dibalik sesuatu.
.
Allahuakbar! Allahuakbar!
Allahuakbar!
#aksibelaislam #aksi4november #belaquran #tangkapahok
Selasa, 01 November 2016
Pengusaha Pejuang
Kamis, 13 Oktober 2016
Amalkan secara kaffah
Jumat, 07 Oktober 2016
Politisasi agama?
Gara-gara sekularisme
Senin, 03 Oktober 2016
Dakwah kewajiban setiap muslim
Senin, 05 September 2016
Fokus pada input-nya
Selasa, 30 Agustus 2016
Terapkan Syariat Pasti Manfaat
Sabtu, 27 Agustus 2016
Muslim yang Mukmin
Minggu, 21 Agustus 2016
Perlakukan orang lain seperti syariat perintahkan
Ada sebuah ungkapan yang sering kita dengar "Perlakukan orang lain seperti anda ingin diperlakukan". Selintas ada benarnya supaya kita selalu berperilaku baik, karena sudah sewajarnya setiap manusia ingin diperlakukan dengan baik.
Namun ungkapan ini menjadi kurang tepat sebab standar perilaku setiap orang berbeda-beda. Ada yang bila bertemu orang cukup dengan tersenyum dia sudah anggap baik, ada yang dianggap baik jika menyapa ramah, ada yang lain lagi yang cukup diam saja itu sudah baik baginya, atau ada juga dianggap baik ketika mengucap salam.
Standar yang berbeda antar satu dengan yg lain inilah yg kerap menimbulkan masalah. Orang menjadi tersinggung, merasa tidak dihargai, dsb. Bukan hanya sekedar urusan bertemu seperti contoh tersebut, banyak persoalan muncul karena perbedaan standar seperti dalam urusan rumah tangga, keluarga, sekolah, kantor, bertetangga, bahkan bernegara.
Lalu bagaimana ungkapan yang tepat untuk atasi perbedaan ini? "Perlakukan orang lain seperti syariat perintahkan." Bagi seorang muslim wajib mendasarkan segala perilakunya terikat pada hukum syara. Ketika ada yang salah bermuamalah menggunakan riba / praktik suap menyuap (riswah) contohnya, demi untuk menjaga hubungan terkadang kita diam saja, atau bahkan menyetujui langkahnya, padahal kita mampu untuk sampaikan kebenaran. Karena ada perintah amar ma'ruf nahi mungkar (mengajak pada kebaikan, mencegah hal buruk).
Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.’.” (HR. Muslim)
Sampaikan kebenaran dengan bahasa yang lembut, santun, baik, dan tidak menghakimi. Tak lain adalah sebagai bentuk kasih sayang kita kepadanya.
Jadi jelaslah "Perlakukan orang lain seperti syariat perintahkan" lebih tepat ketimbang "Perlakukan orang lain seperti anda ingin diperlakukan". Jadikan standar ini yang harus melekat dalam perilaku anda.
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (Qs. Al Ahzab: 36).