banyak memberi banyak menerima

banyak memberi banyak menerima

Minggu, 05 Juni 2016

SALAHKAH MENCINTAI DUNIA

SALAHKAH MENCINTAI DUNIA?
Seorang tabi’in, Salamah bin Dinar (Abu Hazim) pernah ditanya oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, semoga Allah merahmati keduanya: “Sungguh kudapati pada diriku ini sesuatu yang membuatku bersedih”, kata Abdurrahman. “Apa itu wahai putra saudaraku?” tanya Salamah bin Dinar. “Cinta dunia,” jawab Abdurrahman.

Salamah bin Dinar berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya aku tidak menyalahkan diriku karena sesuatu yang Allah beri padaku. Karena Allah telah membuat kita cinta akan dunia ini. Tapi janganlah kecintaan kita pada dunia membuat kita mengambil sesuatu yang Allah benci. Dan menghalangi kita dari sesuatu yang Allah cintai. Jika demikian yang kita lakukan, maka kecintaan pada dunia tidak membahayakan kita. Selain (dua) hal ini, barulah kita cela diri kita (karena mencintai dunia).” --
Cinta dunia akan tercela ketika “kita mengambil sesuatu yang Allah benci”. Mengambil dalam bentuk materi. Atau melakukan sesuatu yang haram. Demi memiliki bagian dari dunia itu. Atau cinta dunia itu “menghalangi kita dari sesuatu yang Allah cintai”. Contohnya: Allah mencintai manusia mengerjakan shalat. Tapi gara-gara perkejaannya (untuk mendapatkan bagian dari dunia), manusia menunda shalat atau bahkan meninggalkan shalat. 
Contoh lain: Allah mencintai manusia jauh dari riba, tapi manusia bertransaksi riba bahkan bekerja di tempat ribawi. Sehingga kecintaannya akan dunia berupa gaji dan sumber penghidupan menghalanginya dari apa yang Allah cintai.

Yang juga kerap terjadi : Berakad bisnis tidak sesuai syariat, rukun dan syarat tidak terpenuhi. Melakukan praktik Riswah (suap/orang dalam,dsb). Design promosi tidak sesuai batasan syariat. Dan lain sebagainya yg tak dapat diketahui kecuali dengan ILMU. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar