Halusinasi Hutang
Alkisah, seekor rusa sedang melihat bayangannya dari sebuah sungai yang jernih airnya. Dia lihat tanduknya yang kokoh dan kuat. Bercabang dengan begitu indahnya. Sangat gagah, tunjukkan status sosial yang bergengsi di kehidupan belantara.
Sang rusa beralih lihat ke tubuhnya. Tubuh yang atletis sangat serasi dengan tanduk yang hiasi kepalanya. Rusa pun seperti seakan tersenyum. Namun sesaat kemudian senyumnya lenyap, bayangan kaki yang muncul di permukaan sungai sangat tidak sepadan dengan tanduk dan tubuhnya. Sangat kecil, tidak semestinya kakinya kecil seperti ini.
Tiba-tiba datanglah seekor harimau yang siap memangsa rusa. Rusa dengan gesit berlari. Kakinya yang kecil mudahkan dia untuk bergerak dengan lincah. Harimau jauh tertinggal. Rusa lega, dia selamat dari terkaman harimau.
Namun, secara tak sengaja tanduk indahnya tersangkut di ranting pohon yang terjuntai. Sekuat tenaga dia berusaha untuk lepaskan diri. Namun gagal, dan rusa akhirnya menyerah, tanduk indahnya masih tersangkut. Sementara harimau sudah tepat dihadapannya segera menerkam rusa.
Sungguh Tragis. Kaki kecil rusa yang seakan remeh ternyata selamatkannya dari kejaran harimau. Namun justru tanduk kebanggaannya yang buat rusa celaka...
Demikianlah gambaran sederhana dari kehidupan dunia ini. Tanduk indah rusa ibarat harta yang dimiliki. Penuh dengan keindahan yang nyilaukan mata, selalu diperjuangkan tiada henti bahkan walau harus berhutang yang sangat membebani.
Semakin terlihat kaya, dianggap semakin tinggi kedudukan, maka semakin banggalah ia. Padahal, kemegahan dunia sama sekali tak bantu manusia dalam kehidupan hakiki yaitu kehidupan akhirat. Tanduk indahnya hanyalah halusinasi, kelihatan hebat namun nyatanya kosong nan hampa di dalam.
Sementara kaki kecil rusa adalah ibarat orang yang terlihat biasa, apa adanya dan bersahaja. Seakan tak berdaya namun sejatinya adalah sebuah kekuatan. Hidupnya tidak diletakkan dunia ke dalam hati, namun jadikan dunia tunduk hina di dalam genggaman. Baginya akhirat adalah tujuan utama, tidak silau gemerlap fatamorgana dunia.
Alquran telah banyak ingatkan manusia untuk waspada dengan kehidupan dunia. Salah satunya dalam QS Al-Hadid : 20. ”Ketahuiah sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak….” Di akhir ayat tersebut Allah berfirman,”Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
Maka, manakah yang lebih anda perjuangkan? Dunia dengan segala tipu daya yang mencelakakan. Atau akhirat yang lebih baik dan kekal (QS Al-A’laa : 17) ?
Bukan berarti sebagai muslim tidak boleh jadi seorang yang kaya raya. Bahkan sahabat Nabi yang dijanjikan masuk surga pun adalah orang yang kaya raya.
Namun dengan berjuang mengejar akhirat maka dengan sendirinya dunia yang berlari mengejar anda, itulah janji-Nya.
“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tarmidzi no. 24650)
Agung Nugroho Susanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar