Menelusuri Jejak Khilafah Utsmani #7
.
Setelah Muhammad Al-Fatih kembali ke kemahnya, maka dia memanggil pembesar-pembesar tentara. Saat itulah dia mengeluarkan pengumuman terakhir, kemudian menyampaikan pidato sebagai berikut, “Jika penaklukkan kota Konstantinople sukses, maka sabda Rasulullah SAW telah menjadi kenyataan dan salah satu mukjizatnya telah menjadi terbukti, maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi janji dari Hadits ini, yang berupa kemualiaan dan penghargaan. Oleh karena itu, sampaikanlah pada para pasukan satu persatu, bahwa kemenangan besar yang akan kita capai ini, akan menambah ketinggian dan kemualiaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan menjadikan ajaran-ajaran syariat selalu didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak mengusik tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu para pendeta dan orang-orang lemah dan tak berdaya yang tidak ikut dalam pertempuran.”
Konstantinopel yang digadang-gadang memiliki benteng kokoh tak tembus serangan musuh akhirnya ditaklukkan oleh Sultan Muhammad Al Fatih atau yang lebih dikenal dengan Sultan Mehmet II dari bangsa Osmani pada 29 Mei 1453. Sejak saat itu pula Hagia Sophia menjadi bagian dari Utsmani.
Sultan Al-Fatih segera menuju ke gereja Aya Shopia, dimana disana telah berkumpul banyak orang bersama-sama dengan para rahib dan pendeta yang membacakan doa-doa atas mereka. tatkala sultan mendekati pintu gereja, orang-orang Kristen merasa sangat ketakutan. Salah seorang pendeta segera membukakan pintu untuk sultan. Sultan meminta pada pendeta untuk menenangkan orang-orang yang ada didalam gereja dan mereka supaya diperintahkan agar segera pulang kerumahnya masing-masing dengan tenang dan aman. Mendengar demikian, warga masyarakat yang bersembunyi itu pun merasa tenang. Saat itu ada beberapa pendeta yang sembunyi di lorong-lorong bawah tanah. Maka tatkala mereka menyaksikan sikap toleran Sultan Al-Fatih, mereka pun menyatakan diri masuk Islam.
Setelah itu, sultan memerintahkan untuk segera mengubah gereja menjadi masjid. Tujuannya agar pada hari jum'at depan sudah bisa dipergunakan untuk shalat jum'at. Para pekerja pun segera bekerja keras untuk melakukan renovasi.
Namun, dia tetap menghargai apa yang telah dibangun bangsa terdahulu. Patung Bunda Maria dan patung-patung lainnya tidak serta merta dihancurkan, melainkan dibiarkan begitu saja.
Sejak berakhirnya kekuasaan Osmani dan berganti menjadi Republik Turki pada tahun 1923, penguasa Turki saat itu, Mustafa Kemal Atatürk, Hagia Sophia dialihfungsikan menjadi sebuah museum yang terbuka untuk umum.
Mozaik-mozaik lambang agama kristen yang tadinya ditutup dan dipindahkan pun dikembalikan seperti semula. Jadilah Hagia Sophia seperti masjid dan gereja dalam satu bangunan dan ruangan.
Saat ini, Hagia Sophia menjadi salah satu wisata paling populer yang banyak dikunjungi wisatawan dari seluruh dunia. Saat masuk ke ruangan utamanya, kamu akan takjub dengan pemandangan kaligrafi arab bertuliskan Allah dan Muhammad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar