Ketika mencoba bermuhasabah, introspeksi diri perjalanan hidup ternyata terkandung banyak hikmah luar biasa.
.
Kalau saya simpulkan menurut akal yang terbatas ternyata hidup butuh keseimbangan.
.
Ibarat “timbangan” hidup, sebagai manusia biasa bila ditimbang tabungan dosanya mungkin lebih berat dibanding tabungan pahalanya.
.
Terlebih “transferan” dosa khifayah yang terus mengalir akibat diamnya diri terhadap syariat-syariat yang belum terlaksana secara utuh (kaafah).
.
Pilihannya supaya timbangan pahala memberat adalah dengan ber amal kebaikan yang banyak / dirangkum dalam satu kata yaitu TAkWA.
.
Jalankan setiap perintah-Nya termasuk menuntut ilmu agama dan berdakwah. Juga menjauhkan setiap larangan-Nya.
.
Atau pilihan lain bila tidak mau bertakwa ya kalau Allah SWT masih sayang maka diberi berbagai ujian kehidupan sebagai penghapus dosa.
.
Atau kalau Allah SWT sudah murka diberikan istidraj kesenangan-kesenangan didunia yang tiada habisnya supaya terus merasa aman dan kelak di akhirat dibalas sejadi-jadinya.
.
Namun ada juga kok sudah bertakwa masih diuji? Yuk muhasabah lagi jangan-jangan masih ada yang kurang level takwanya. Atau juga mungkin sebab Allah SWT sayang supaya semakin diperberat timbangan pahalanya.
.
Yang terpenting apapun kondisinya terus berada di jalan TAAT.
.
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. ( Al Ahzab 70-71)
- Agung Nugroho Susanto -