Segala Sesuatu Ada Aturannya
Kalau dulu standar bisnis ya asas manfaat saja, selama itu bermanfaat dan tidak melanggar hukum udah jalankan saja. Halal-haram tidak diperhatikan, bukan karena tidak mau tapi karena tidak tahu.
Sekarang semakin mengkaji fikih muamalah dalam bisnis, sebelum action harus tahu dulu statusnya apa. Apakah diperbolehkan atau dilarang.
Sampai ada yang bilang dikit-dikit ga boleh, gimana mau bisnis kalau semua di larang?
Padahal dengan sedikit berpikir dan kreatifitas, maka bisa ditemukan solusinya. Namun bukan dalam artian mengakali hukum ya.
Namun lebih kepada solusi dari larangan.
Dan yang terpenting bahwa ketika kita taat syariah maka ini merupakan bentuk ketaatan (takwa) yang merupakan kewajiban setiap muslim.
InshaAllah balasannya diberikan keberkahan dari langit dan bumi.
Maka benarlah hadits ini “Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim no. 2392)
Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim menerangkan, “Orang mukmin terpenjara di dunia karena mesti menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan. Orang mukmin juga diperintah untuk melakukan ketaatan. Ketika ia mati, barulah ia rehat dari hal itu. Kemudian ia akan memperoleh apa yang telah Allah janjikan dengan kenikmatan dunia yang kekal, mendapati peristirahatan yang jauh dari sifat kurang.
Adapun orang kafir, dunia yang ia peroleh sedikit atau pun banyak, ketika ia meninggal dunia, ia akan mendapatkan azab (siksa) yang kekal abadi.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar