Hal BESAR di awali dari sesuatu yang kecil. Begitu pula dalam menggapai kesuksesan, tidak ada yang instan semua butuh proses dan perjuangan. Inilah blog mengenai perjalanan, pengalaman, pembelajaran, petunjuk, hidayah dan PERJUANGAN. Semoga kita dapat menggapai kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
banyak memberi banyak menerima
Selasa, 30 Maret 2021
Nasehat imam syafii
Senin, 29 Maret 2021
Mental juara
Dalam sebuah seminar saya sampaikan salah satu tantangan terbesar pebisnis adalah kemampuan melewati proses.
Kemampuan ini memang terkait mental. Tak banyak yang memiliki mental pemenang.
Yaitu kekuatan keyakinan dan fokus kepada proses walau halangan merintang.
Membangun bisnis itu tidak bisa instan, untuk mencapai titik ideal banyak yang harus dikerjakan.
Walaupun dengan bantuan ahli sekalipun tetap juga butuh waktu.
Nah disaat berproses itulah akan diuji dengan banyak hal, mulai dari bisnis yang belum untung, kendala teknis, komplain, kualitas produk, dan berbagai hal yang membuat keyakinan surut.
Beda kalau bermental “pedagang”. Modelnya hit and run. Prinsipnya untung sebesar mungkin dalam waktu sesingkat mungkin, mikirnya pendek, tidak peduli walau banyak yang kecewa.
Ya baginya semua hanya sebatas transaksi. Alhasil gonta ganti bisnis jadi solusi bila sudah dianggap tak hasilkan lagi.
Rasulullah SAW bersabda: ''Demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya. Tindakan kalian mengambil seutas tali lalu mencari kayu bakar kemudian memikulnya di atas punggung adalah lebih baik (mulia serta terhormat) ketimbang mendatangi seseorang lalu meminta-minta kepadanya baik ia kemudian diberi sedekah atau tidak. (HR Bukhari).
Makna hadits ini juga seputar mental, yang satu mau bersusah payah walau hasil tak seberapa.
Sementara yang lain hanya mau mudahnya saja, daripada bersusah payah dan hasilnya kecil pula.
Cara menguatkan mental yaitu dengan kekuatan tawakal.
Menurut guru saya tawakal yang benar itu setiap saat. Tawakal sejak mulai dari niat awal, lalu ketika ikhtiar, hingga setelah ikhtiar terus tawakal.
Dampaknya Allah selalu ada mengiringi, sehingga keyakinan selalu terjaga.
Salam Sukses Berkah Berlimpah!
Jumat, 26 Maret 2021
Namanya Bunga Bangkai
Namanya bunga bangkai.
Beberapa waktu lalu saat offroad ketemu bunga ini. Mungkin karena aroma yang begitu menyengat bagaikan bangkai binatang yang telah membusuk sehingga dinamakan bunga bangkai.
Namun bau inilah yang membuat bunga bangkai istimewa dan dicintai para ilmuwan.
Menurut para peneliti, bau busuk yang dikeluarkan bunga bangkai berfungsi untuk menarik perhatian serangga, seperti lalat dan kumbang yang biasanya memangsa bangkai binatang.
Sedangkan warna hijau di bagian luar dan merah di bagian dalam menjadi kamuflase yang mirip seperti daging.
Ketika bunga ini mekar, suhunya bisa mencapai 36 derajat celcius yang mendorong bau busuk menyebar ke mana-mana.
Kondisi ini juga membuat bunga bangkai terlihat seperti bangkai yang masih hangat bagi para serangga.
Alhasil, serangga pun mendekat dan membantu proses penyerbukan bunga. Sungguh jebakan yang sempurna.
Tak jauh beda dengan kehidupan manusia.
Sudah jelas buruk dan rusaknya sesuatu, masih saja ada yang menyukainya.
Mungkin Karena memang serupa, seperti serangga penyuka bangkai yang akan mendekati bangkai.
Maka hati-hati dalam bergaul karena itu kan pengaruhi perilaku, yang dampaknya sampai di kehidupan abadi nanti (akhirat).
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Selasa, 23 Maret 2021
Diamnya Diri
Memanah sebagai salah satu olahraga yang di perintah Nabi Muhammad SAW.
Sebagai olahraga yang terkandung banyak hikmah didalamnya.
Mulai dari melatih fokus, kestabilan, kekuatan, emosi (ketenangan), bahkan sampai pernapasan.
Saat mengincar target maka mata akan tertuju pada satu titik objek.
Menariknya otomatis fokus hanya mengikuti salah satu mata yang dominan, kanan atau kiri, tidak bisa keduanya.
Demikian pula dalam hidup, “jika tidak sibuk dengan hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal yang bathil”, demikan Ibnul Qayyim Al Jauziah berpesan.
Maka manfaatkan waktu dengan baik yaitu untuk bekal kehidupan setelah kematian (akhirat).
Jangan sampai fokus hidup habis untuk urusan dunia saja.
Tak pernah dengar kajian ulama, tak mau belajar ilmu agama, enggan beramar maruf nahi munkar (dakwah), enggan bergaul dengan orang sholeh, aktifitas habis untuk hal yang mubah, yang wajib dan sunnah banyak ditinggalkan.
Terlebih dapat terus aliran dosa kifayah sebab diamnya diri. Alhasil di akhirat menjadi bangkrut.
Bangkrut karena dosa kifayah kifayah, yairu dosa karena kelalaian kaum Muslim atas fardhu kifayah yang sudah ditetapkan hukumnya.
Fardhu kifayah tidak akan bisa digugurkan kecuali melaksanakan fardhu tersebut secara sempurna.
Adapun dosa kifayah bisa digugurkan dengan melaksanakan fardhu kifayah tersebut meskipun belum sempurna, sampai pada batas “terpaksa” atau tingkat yang maksimal.
Salam Sukses Berkah Berlimpah!
Senin, 22 Maret 2021
Simply Homy 11 Tahun
Jumat, 19 Maret 2021
Satu kesulitan Dua kemudahan
Senin, 15 Maret 2021
Positif thingking berstandar Syariat
Positif thinking standarnya syariat
Konsep Positif thingking saya dengar pertama kali dari buku-buku pengembangan diri dari penulis Barat.
Memang benar positif thingking sangat dibutuhkan dalam hidup, supaya pola pikir dan pola sikap tidak terbawa kepada hal negatif yang membawa kepada kualitas hidup yang buruk.
Bahkan, riset dari Fakultas Kedokteran Universitas San Fransisco (1986) menyebutkan, 80 persen dari pikiran manusia cenderung menyuruh pada hal-hal yang negatif. Dari pikiran-pikiran negatif ini akan mengarahkan untuk berperilaku buruk dan menyimpang. Jika tidak dikendalikan sejak awal, perilaku negatif ini akan membentuk watak dan karakter buruk seseorang. Ini yang harus kita hindari bersama.
Islam pun jauh sebelumnya, sejak 1300 tahun lalu telah mengajarkan hal ini. Dalam sebuah hadits : "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya apabila ia memohon kepada- Ku." (HR Muslim). Hadis ini menganjurkan kepada kita semua untuk terus berpikir positif (husnuzan).
Namun pertanyaannya sejauh mana batasan positif dan negatif ? Bagi seorang kriminal yang biasa buat kejahatan tentu standar baik buruknya berbeda dengan seorang terdidik yang banyak belajar.
Untuk itu dibutuhkan sebuah standar yang haq, yaitu standar yang diturunkan dari pencipta manusia. Apalagi kalau bukan standar syariat.
Jadi tidak seperti konsep barat yang semua diambil positifnya saja, sehingga dampaknya harus menerima semua keadaan tak peduli sebuah kemaksiatan atau bukan.
Padahal dalam Islam diperintahkan juga untuk beramar maruf nahi munkar.
Dari Abu SaŹ»id (diriwayatkan) ia berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda, “barangsiapa yang melihat kemunkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan hatinya. Dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.” [HR. al-Nasa’i, Muslim, Ibnu Majah, al-Tirmidzi, dan lain-lain].
Juga diperintahkan untuk mengkritisi dan bahkan menegur pemimpin yang zalim.
Dari Abu Sa’id al-Khudri (diriwayatkan) ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang adil di depan penguasa atau pemimpin yang zalim” [HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad].
Demikianlah Islam memberikan batasan yang jelas antara yang hitam dan yang putih. Sehingga konsep husnudzon dapat direalisasikan dalam lingkup batasan syariat.
Sabtu, 13 Maret 2021
Kecerdasan spiritual Islam
Semua ada ‘harganya’
Segala pencapaian yang hendak dicapai selalu ada ‘harga’ yang harus dibayar.
Misalnya ingin sehat dengan berolah raga, maka harus rutin melakukannya. Harus rela waktu bersantai berkurang, dan harus rela bercape-cape setiap hari.
Setelah tau ‘harganya’, maukah tetap berkorban melakukan? Kebanyakan akan berhenti setelah beberapa kali, bahkan ada yang berhenti sebelum dimulai.
Itu baru perkara olahraga.
Bagaimana dengan perkara akhirat? Rasanya setiap muslim pasti ingin akhir yang baik bukan ? Menuju kehidupan sesungguhnya yang kekal abadi.
“Banyak orang yang ingin masuk surga, tapi amalnya justru habis untuk mengejar dunia.” Demikian pesan guru saya mengingatkan.
Untuk itu dibutuhkan kecerdasan diatas rata-rata. Bahkan kecerdasan utama ini kadang tidak dimiliki oleh yang bertitel panjang sekalipun.
Bagaimana cara melatih kecerdasan utama ini (atau sebut saja kecerdasan spiritual Islam) ?
Kalau kecerdasan intelektual (IQ) bisa dinaikkan dengan banyak membaca buku, pelajari bahasa asing, melatih otak dengan permainan, dll.
Nah kalau kecerdasan spiritual Islam cara menaikannya yaitu banyak bergaul dengan orang soleh, belajar ilmu agama, jadikan pola pikir dan pola sikap berstandar syariat, dan perbanyak ingat kematian.
“.....’Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat'.'' (hadits riwayat Ibnu Majah).
Salam Sukses Berkah Berlimpah !
Jumat, 12 Maret 2021
Hikmah Israj Miraj
Peristiwa Isra Mi’raj yang dialami Rasulullah SAW, sempat menjadi senjata kaum kafir Quraisy, untuk semakin memecah belah umat Islam, dan menjauhkan kaum Muslimin dengan agamanya.
Bahkan saat itu, kaum kafir Quraisy mencoba mempengaruhi Abu Bakar as Shiddiq r.a, untuk tidak lagi mengikuti Nabi Muhammad SAW, karena peristiwa tersebut dianggap sudah tidak wajar dan di luar akal manusia.
Namun nyatanya, Abu Bakar as Shiddiq r.a tetap menjadi garda terdepan yang mempercayai Rasulullah SAW, bahkan membelanya.
Tak jauh beda dengan kejadian Israj Miraj dulu, sekarang sebagian ajaran Islam semakin dikerdilkan, dilecehkan, hingga dinistakan, bahkan Ulamanya turut dikriminalisasi.
Berkaitan dengan peringatan Isra Miraj ini, tentunya kita tidak hanya sebatas mempercayai ajaran Islam, namun juga memperjuangkannya, bersatu dan mendakwahkannya.
Semoga keteladanan yang dicontohkan Abu Bakar r.a. bisa kita jalankan di era zaman yang orang sebut sebagai jahiliyah moderen ini.