Sudah fitrahnya manusia mengejar nikmat dan menghindari sengsara.
Namun nikmat dan sengsara adalah dua bagian dari satu keping mata uang yang akan selalu ada.
Mau sekuat apapun usaha maka akan selalu hadir sepanjang perjalanan usia.
Maka ubah fokus bukan kepada yang tiada pasti datangnya.
Namun fokus saja kepada area yang dikuasai manusia.
Yaitu berada dijalur taat untuk mengejar ridho-Nya.
Bila harus hidup susah saat berhijrah ya sudah jalankan saja.
Di Surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6, disebutkan “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Dr Saiful Bahri dalam Tadabur Juz ‘Amma mengutip Imam Al-Bahgawi, Imam Al-Ma’ini dan Syaiekh Muhyiddin Ad-Darwisi, menyimpulkan hal yang sama: setiap satu kesulitan terdapat dua kemudahan.
Jadi bergembiralah justru dengan adanya kesulitan justru menanti kebaikan yang sangat besar disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar