Sesungguhnya seseorang pernah mengadukan kepada Al Hasan tentang musim paceklik yang terjadi. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kemiskinannya. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”. Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kekeringan pada lahan (kebunnya). Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau karena sampai waktu itu belum memiliki anak. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”. Kemudian setelah itu Al Hasan Al Bashri membacakan surat Nuh 10-12. (Riwayat ini disebutkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar di Fathul Bari, 11: 98)
Simaklah firman Allah dalam surah Nuh ayat 10-12; yg artinya “Maka aku katakan kepada mereka,’Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai."
Lalu Bagaimana cara beristighfar yang benar ?
Hendaknya saat lidah kita mengucapkan istighfar, maka hati menterjemahkan apa yang dibaca, mengingat serta menyesali dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan, dan berketetapan hati untuk tidak mengulanginya kembali.
Hendaknya pula kita ingat bahwa kita sedang berdialog Allah Yang Maha Mulia, Maha mendengar dan Maha Mengetahui. Karena itu kita panjatkan doa dengan kerendahan hati, ketundukan, dan dengan suara yang lembut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar